THE TRUE LOVE STORY
Pagi hari
Jam weeker sudah berbunyi. Akupun mulai membuka mata dan memandang jam itu. Waktu sudah menunjukan pukul 06.00am. “Hha.... jam 06.00am??”. Akupun langsung lari ke kamar mandi untuk mandi. Setelah mandi aku langsung sarapan dan berangkat ke sekolah (University go-back). Tiba-tiba di jalan ban mobilku bocor dan aku langsung keluar mencoba mencari pertolongan. Tiba-tiba datang seorang laki-laki ganteng menuju ke arahku. “Ada yang bisa saya bantu??”. Saya pun menjawab “B...ban saya b..bbocor. Cowok ganteng itu langsung membuka bagasi mobilku. Mengambil ban cadangan dan membantuku mengganti banku yang bocor. Tak lama kemudian “Sudah selesai” kata cowok itu. Aku pun menjawab dengan muka yang masih terpesona dengan cowok itu “O... ya, makasih ya.... namaku Alice, kamu siapa?”. Akk..ku Gribel. Kau sekolah dimana?”. “Aku sekolah di university go-back”, jawab Alice. “ Ow, kita sama dong”. Aku juga sekolah di university go-back pindahan dari university sleepy elephant”. “Mari bareng aku”, ajak Alice.
Pulang
sekolah
Alice’s pov
Aku mulai keluar dari kelas berjalan menuju tempat parkir untuk pergi ke mall bersama Natali. Saat di perjalanan, sakit yang ku derita kambuh lagi. Darah segar kembali keluar dari hidung dan punggungku terasa nyeri. Apakah kalian tahu? Ya aku sakit kanker darah stadium 4. Akupun mulai memebersihkan darah ini menggunakan tissue. Tak lama kemudian aku mulai merasa pusing dan tidak sadarkan diri karena aku sudah tidak tahan lagi menahan rasa sakit di punggungku dan kepalaku.
International
Hospital
Alice’s pov
Aku mulai terbangun dari tidurku, ya.. aku sudah mengira, aku pasti di Rumah Sakit. Memakai alat bantu pernafasan, infus, pakai baju pasien yang kayak baju panti asuhan(warnanya sama). Ah... Aku sebel banget kalau sudah ada di Rumah Sakit, karena selama 3 tahun ini semenjak Aku sakit kenker darah, aku selalu mondar-mandir ke Rumah Sakit saat Aku sudah tidak tahan menahan rasa sakit dipunggungku.
Tak lama kemudian orang tuaku datang, ibu langsung mencium keningku dan bertanya “Gimana keadaanmu? Sakit? Mana yang sakit?”. Aku mau menjawab tetapi aku masih lemas dan aku masih susah untuk membuka mulutku. Aku hanya bisa terdiam dan menahan rasa sakit dipunggungku yang masih terasa nyeri. Mereka hanya bisa memandangku dengan muka iba.
Sekolah
Gribel’s pov
Sudah beberapa hari ini Alice tidak berangkat sekolah, apa dia sakit? Ah....gak tahu, dari saat bertemu dia, aku seperti ada rasa. Aku selalu memikirkan dan selalu ingin di dekatnya. Hari-hari ini saat Alice tidak berangkat, aku selalu berusaha untuk mencari informasi tentang dia mengapa dia tidak muncul beberapa hari ini. Tapi apa daya aku belum mendapat informasi satu pun. Apakah ini yang namanya cinta? Selalu ingin bertemu dan bertemu.
International
Hospital
Alice’s pov
Sudah beberapa hari ini aku terkurung di tempat yang berbau disinfektan ini. Tetapi kau mulai senang karena besuk aku sudah boleh pulang. Terhindar dari alat bantu pernafasan yang kencang dan membuatku pengap, cairan infus yang masuk ke tubuhku apalagi saat dokter menyuntikan obat rasa nyeri ke infus dan menjalar perlahan-lahan masuk ke tubuhku. Rasanya nyeri-nyeri di tangan gak enak banget.
Keesokan harinya aku pulang dari Rumah Sakit. Dan siangnya aku sudah masuk kuliah karena aku gak sabar ingin bertemu Gribel dan memandang mukanya yang ganteng. Aku sangat suka padanya. Waktu aku bertemu dia pertama kali, melihat mukanya yang ganteng membuat hatiku lebih nyaman di dekatnya.
Siang
hari
“aku berangkat dulu ya ma..?” kata Alice. ”kau ini baru pulang dari Rumah Sakit sudah mau kuliah aja”. “gakpapa ma, aku udah baikan kok”. Saat tiba di sekolahan aku bertemu Gribel, cowok ganteng itu. “kenapa kau beberapa hari ini gak kelihatan?” tanya Gribel. Gakpapa, cuman kecapekan aja kok. “kau sakit? Sakit apa?” Gribel kembali bertanya. “enggak, gakpapa cuman capek”. Aku terpaksa berbohong karena aku takut kalau dia tahu penyakitku, dia akan pergi meninggalkanku. Beberapa menit kemudian Gribel pergi menghampiri temannya, Natali pun datang menghampiriku. “hy.. Alice, kamu udah baikan?”. “udah, makasih ya udah membawaku ke Rumah Sakit”. “iya... apa gunanya sahabat? Aku akan selalu ada disisimu saat kau butuh”. Aku pun hanya bisa menangis mendengar perkataan Natali.
...........................................................................................................................................................
2 bulan
kemudian
Alice’s pv
Sudah 2 bulan aku berteman dengan Gribel, tapi kenapa hati ini semakin berdebar-debar saat melihatnya. Aku menulis semua keluh kesahku di buku diary.
22 November 2011
Sudah 2 bulan aku berteman dengan Gribel, aku sangat
cinta padanya tetapi aku malu mengeluarkan isi hatiku. Sejak pertama bertemu
aku sudah punya rasa sama dia.
|
Tak beberapa lama, darah segar kembali keluar dari hidungku, punggungku teras nyeri dan hari ini pun dadaku terasa sesak. Apakah malaikat pencabut nyawa sudah datang untuk mengambil nyawaku?. Setelah berkata, aku mulai hilang dari rasa sakitku. Aku hanya bisa merasakan kegelapan dan suasana yang sunyi.
International
Hospital
Alice’s pov
Sudah satu minggu aku tidak merasakan apa-apa, hanya gelap dan suasana sunyi yang menemani hari-hariku. Aku mencoba untuk membuka mata tetapi sulit. Aku terus dan terus mencoba membuka mata dan akhirnya mataku terbuka sedikit demi sedikit. Aku melihat Gribel ada di depanku. “Apa..? Dia tahu aku sakit”.
Gribel’s pov
Aku sudah tahu penyakit Alice dari Natali. Aku merasa hatiku sakit saat tahu orang yang aku cintai ternyata hidupnya hanya beberapa hari lagi. “Kenapa aku tahu baru saat sia sudah sekarat?”. Aku hanya bisa menyesal dan menyesal melihat dia kesakitan menahan penyakitnya.
..........................................................................................................................................................
Tak bebrapa lama Alice terbangun dari tidurnya. Dia merasa punggungnya nyeri, susah utnuk bernafas dan tak seperti biasa Alice juga muntah-muntah mengeluarkan cairan putih dari mulutnya. Gribel langsung memanggil dokter An Moo, dokter pun langsung menangani Alice. Dokter memakaikan alat bantu pernafasan dan memasukan selang kecil ke mulut Alice untuk membantu Alice mengeluarkan cairan putihnya. “Alice... bertahanlah, aku cinta padamu semenjak pertama kita bertemu”, kata Gribel. Alice tidak menjawab perkataan Gribel karena Alice masih sesak nafas dan terus mengeluarkan cairan putih itu dari mulutnya. Tak beberapa lama Alice sudah berhenti mengeluarkan cairan putih itu dan dokter pun keluar dan berkata “saya tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kita hanya bisa berharap ada karunia dari Tuhan dan mendapat donor sumsum tulang belakang untuknya”. Setelah dokter selesai berkata, Alice mengucapkan Gri..ri..bel.. akk..ku cinta kka...mu.... Tiiiiiii......ttt, suara detak jantung Alice tidak terdengar lagi. Gribel hanya bisa menangis,”Alice..... bangun.... bangunlah.
Read Users' Comments (1)komentar








